Jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga - Satu Data Jombang

Jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga

# Nama Indikator Tahun Satuan Sumber Data
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga 145 142 103 4 21 Kasus Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan PPPA
Isi Deskripsi
Kode 345
Nama Jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga
Definisi Kasus kekerasan dalam rumah tangga diukur berdasarkan tindakan fisik, psikologis, atau seksual yang dilakukan oleh satu anggota rumah tangga terhadap anggota rumah tangga lainnya, dengan maksud untuk mendominasi, mengendalikan, atau menyakiti secara emosional atau fisik.
Produsen Data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan PPPA
Satuan Kasus
Urusan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
Konsep Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merujuk kepada berbagai jenis perilaku agresif, fisik, emosional, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh salah satu anggota rumah tangga terhadap anggota lainnya. Umumnya, KDRT terjadi dalam hubungan intim seperti antara pasangan suami-istri, antara orangtua dan anak, atau antara anggota keluarga lainnya. Ini adalah masalah serius yang melibatkan aspek-aspek hak asasi manusia, keamanan, dan kesejahteraan individu. KDRT bisa mengambil bentuk-bentuk berikut: 1. **Kekerasan Fisik:** Ini melibatkan penggunaan kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, cakaran, atau penggunaan benda tumpul untuk melukai anggota keluarga lainnya. 2. **Kekerasan Emosional/Psikologis:** Ini melibatkan penyalahgunaan verbal atau emosional seperti ancaman, ejekan, intimidasi, penghinaan, atau isolasi. Ini bisa menyebabkan kerusakan psikologis yang serius pada korban. 3. **Kekerasan Seksual:** Ini termasuk segala tindakan seksual yang dilakukan tanpa persetujuan oleh salah satu pihak. Ini meliputi pemerkosaan, pelecehan seksual, dan tekanan untuk melakukan aktivitas seksual yang tidak diinginkan. 4. **Kekerasan Ekonomi:** Ini terjadi ketika seseorang mengontrol keuangan atau sumber daya ekonomi korban, seringkali untuk menjaga kekuasaan dan kontrol atas mereka. Ini bisa termasuk pembatasan akses ke uang, penyalahgunaan dana, atau pengancaman finansial. 5. **Kekerasan Psikologis:** Ini melibatkan manipulasi, pengendalian, atau tekanan emosional yang berkelanjutan untuk mengendalikan korban. Ini bisa mencakup isolasi sosial, manipulasi pikiran, atau perilaku yang merendahkan martabat korban. 6. **Kekerasan Anak:** KDRT juga bisa terjadi terhadap anak-anak di dalam rumah tangga. Ini termasuk penelantaran, pelecehan fisik atau seksual, dan perlakuan kasar lainnya terhadap anak-anak. Pencegahan dan penanggulangan KDRT melibatkan tindakan multidimensi, termasuk pendidikan, kesadaran, dukungan bagi korban, dan penegakan hukum. Banyak negara memiliki undang-undang yang mengkriminalisasikan KDRT dan menyediakan perlindungan bagi korban. Selain itu, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, dan organisasi nirlaba bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran tentang KDRT, memberikan bantuan kepada korban, dan mengajukan tuntutan hukum terhadap pelaku.
Metodologi Metodologi dalam menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga merupakan pendekatan sistematis yang digunakan oleh berbagai lembaga dan organisasi untuk mengidentifikasi, mencegah, menangani, dan mengatasi kasus kekerasan dalam lingkup rumah tangga. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam metodologi penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga: 1. **Pengenalan dan Kesadaran:** Mengedukasi masyarakat tentang apa yang dianggap sebagai kekerasan dalam rumah tangga, termasuk berbagai bentuknya seperti fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi. Kesadaran ini penting untuk memecah stigma dan memotivasi korban, pelaku, dan masyarakat umum untuk berbicara dan melapor tentang kasus kekerasan. 2. **Pencegahan:** Membangun program-program pencegahan yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku, serta menghentikan siklus kekerasan sebelum terjadi. Ini bisa melibatkan pelatihan bagi individu, keluarga, dan masyarakat dalam mengatasi konflik, mengembangkan keterampilan komunikasi yang sehat, dan mempromosikan norma-norma non-kekerasan. 3. **Pengumpulan Data dan Penilaian:** Mengumpulkan data secara sistematis untuk mengidentifikasi kasus kekerasan, mengukur dampaknya, dan merancang respons yang sesuai. Ini dapat melibatkan survei, wawancara, dan analisis statistik untuk memahami sejauh mana masalah ini memengaruhi masyarakat. 4. **Pelaporan dan Respons:** Mendorong korban, saksi, dan anggota masyarakat lainnya untuk melapor jika ada kekerasan yang terjadi. Mengembangkan sistem pelaporan yang aman dan rahasia serta merespon laporan dengan cepat dan efektif. 5. **Perlindungan dan Dukungan Korban:** Memberikan perlindungan fisik, psikologis, dan sosial kepada korban kekerasan. Ini bisa berupa tempat perlindungan sementara, layanan konseling, dukungan hukum, dan bantuan dalam mendapatkan layanan kesehatan. 6. **Intervensi terhadap Pelaku:** Melibatkan pelaku kekerasan dalam program rehabilitasi dan perubahan perilaku untuk mencegah mereka melakukan tindakan serupa di masa depan. Tujuan dari intervensi ini adalah menghentikan siklus kekerasan dan mengajarkan keterampilan alternatif dalam mengatasi konflik. 7. **Kerja Sama Lintas Sektor:** Membangun kerja sama antara berbagai lembaga, seperti pihak berwenang, pelayanan sosial, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta, untuk menyediakan respons yang terintegrasi dan holistik terhadap kasus kekerasan. 8. **Pendidikan dan Pelatihan:** Melatih para profesional seperti tenaga medis, tenaga sosial, konselor, dan pihak berwenang dalam mengidentifikasi, menangani, dan memberikan dukungan terhadap korban kekerasan. 9. **Advokasi dan Kampanye:** Melakukan kampanye yang lebih luas untuk mengubah norma sosial yang mendukung kekerasan, mendorong perubahan kebijakan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mencegah dan mengatasi kekerasan dalam rumah tangga. 10. **Evaluasi dan Perbaikan:** Melakukan evaluasi terhadap efektivitas langkah-langkah yang diambil, menilai dampaknya terhadap masyarakat, dan melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan respons terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga. Penting untuk dicatat bahwa metodologi ini dapat bervariasi sesuai dengan kebijakan, budaya, dan sumber daya yang tersedia di setiap komunitas. Upaya kolektif dari masyarakat, pemerintah, dan organisasi terlibat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan dalam rumah tangga.
Teknik Pengumpulan kompilasi data
Nomor Romantik K-23.3517.036