Indeks Pembangunan Gender - Satu Data Jombang

Indeks Pembangunan Gender

# Nama Indikator Tahun Satuan Sumber Data
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Indeks Pembangunan Gender 90,37 90,15 90,23 90,51 n/a Poin Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan PPPA
Isi Deskripsi
Kode 344
Nama Indeks Pembangunan Gender
Definisi IPG menggabungkan beberapa dimensi penting dalam pembangunan, seperti kesehatan, pendidikan, dan partisipasi ekonomi, dengan tujuan untuk mencerminkan tingkat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Produsen Data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan PPPA
Satuan Poin
Urusan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
Konsep Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur kesenjangan antara pria dan wanita dalam beberapa dimensi penting pembangunan, seperti kesehatan, pendidikan, dan partisipasi ekonomi. IPG dirancang untuk mengukur ketidaksetaraan gender dalam pencapaian manusia dan untuk memantau kemajuan dalam mencapai kesetaraan gender. Konsep operasional Indeks Pembangunan Gender melibatkan beberapa langkah: 1. **Pemilihan Indikator**: Pertama, diperlukan pemilihan indikator yang mencerminkan dimensi-dimensi yang relevan untuk kesetaraan gender. Biasanya, ini mencakup indikator-indikator seperti harapan hidup, angka melek huruf, partisipasi angkatan kerja, dan pengambilan keputusan politik oleh gender. 2. **Normalisasi Data**: Setelah indikator dipilih, data harus dinormalisasi agar dapat dibandingkan dengan mudah. Normalisasi sering melibatkan mengubah data mentah menjadi angka indeks dengan skala tertentu (misalnya, 0 hingga 1) untuk setiap indikator. Ini memungkinkan perbandingan lintas indikator yang berbeda dan penggabungan mereka menjadi satu indeks. 3. **Pemberian Bobot**: Setelah normalisasi, bobot diberikan pada masing-masing indikator untuk menggambarkan relatifnya pentingnya setiap dimensi dalam indeks. Bobot ini biasanya ditentukan melalui proses konsultasi dan pemahaman terhadap isu-isu gender yang relevan dalam konteks yang diukur. 4. **Perhitungan Indeks**: Indeks Pembangunan Gender dihitung dengan menggabungkan indikator yang dinormalisasi dengan bobot yang diberikan pada masing-masing indikator. Proses ini dapat melibatkan penggunaan berbagai formula statistik, seperti agregasi weighted average atau metode lainnya. 5. **Interpretasi**: Hasil IPG menunjukkan sejauh mana kesenjangan gender dalam dimensi-dimensi tertentu. Nilai IPG yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kesetaraan gender yang lebih tinggi, sedangkan nilai yang lebih rendah menunjukkan tingkat ketidaksetaraan gender yang lebih besar. Konsep operasional IPG ini dapat berbeda-beda di berbagai negara atau lembaga, tetapi secara umum, langkah-langkah di atas mencerminkan proses umum dalam mengukur kesenjangan gender melalui indeks ini. Indeks Pembangunan Gender adalah alat penting untuk mengidentifikasi area di mana kesenjangan gender masih ada dan untuk mengarahkan kebijakan dan tindakan yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih besar.
Metodologi Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kesenjangan antara pria dan wanita dalam hal pembangunan manusia. IPG mencoba untuk merefleksikan kesenjangan gender dalam tiga dimensi utama: kesehatan, pendidikan, dan partisipasi ekonomi. Metodologi operasional IPG dapat bervariasi tergantung pada organisasi atau lembaga yang menggunakannya, tetapi umumnya terdiri dari beberapa langkah kunci: 1. **Pemilihan Indikator**: Indikator yang tepat harus dipilih untuk mewakili setiap dimensi kesehatan, pendidikan, dan partisipasi ekonomi. Contoh indikator meliputi harapan hidup, angka melek huruf, tingkat partisipasi tenaga kerja, dan lain-lain. 2. **Normalisasi Data**: Data yang dikumpulkan harus dinormalisasi sehingga dapat dibandingkan dengan mudah. Ini mungkin melibatkan penghitungan rasio, persentase, atau nilai-nilai tertentu yang berkaitan dengan masing-masing indikator. 3. **Penentuan Bobot**: Setelah indikator dipilih, bobot diberikan untuk setiap indikator dalam masing-masing dimensi. Bobot ini mencerminkan seberapa pentingnya setiap indikator dalam dimensi tertentu terhadap keseluruhan konsep pembangunan gender. 4. **Perhitungan Subindeks**: Indikator yang dinormalisasi dan diberi bobot dikombinasikan untuk menghitung subindeks dalam masing-masing dimensi (kesehatan, pendidikan, partisipasi ekonomi). 5. **Perhitungan IPG**: Setelah subindeks dihitung, mereka digabungkan untuk menghitung nilai akhir Indeks Pembangunan Gender. Ini mungkin melibatkan perhitungan rata-rata tertentu atau metode lain yang sesuai. 6. **Interpretasi Hasil**: Setelah IPG dihitung, hasilnya diinterpretasikan untuk memberikan wawasan tentang tingkat kesenjangan gender dalam pembangunan manusia. Nilai IPG dapat berkisar antara 0 (ketidaksetaraan sempurna) dan 1 (ketidaksetaraan nol). 7. **Pelaporan dan Penggunaan**: Hasil IPG dapat digunakan untuk menyusun laporan dan analisis kebijakan. Informasi ini dapat digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan yang lebih inklusif dan merata antara gender. Metodologi operasional IPG harus transparan, konsisten, dan mampu diulang untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya. Ini adalah alat yang berguna untuk mengukur sejauh mana suatu masyarakat mengatasi kesenjangan gender dalam aspek-aspek pembangunan utama.
Teknik Pengumpulan kompilasi data
Nomor Romantik K-23.3517.036